Ini Pandangan Tiga Kepala Desa Di Kecamatan Poto Tano Terkait Bandara Kiantar

Ini Pandangan Tiga Kepala Desa Di Kecamatan Poto Tano Terkait Bandara Kiantar

Daeng Agus :”Pemerintah Tidak Akan Merugikan Rakyatnya, Pemerintah Akan Memfasilitasi Masyarakat Dengan Investor”

Sumbawa Barat, CDN- Rencana pembangunan bandara oleh Investor di Desa Kiantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat sangat menarik untuk dikupas agar masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Khususnya dan Masyarakat Luar KSB umumnya mengetahui beragam pandangan dan reaksi tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah sekitar Desa Kiantar.

Media ini pada, Selasa Pagi (1/06/2021), berhasil menghimpun pandangan dari beberapa tokoh masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Poto Tano. Narasumber pertama adalah H. Junaidi

H. Junaidi

H. Junaidi adalah tokoh masyarakat yang didengar oleh masyarakat Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano-KSB. Ia saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Senayan. Dari hasil wawancara dengannya, ia mengatakan bahwa rencana pembangunan bandara di Desa Kiantar sangat ditunggu-tunggu dan ia mendukung penuh langkah pemerintah dalam hal ini menjadi mediator antara masyarakat dengan investor.

H. Junaidi berpandangan bahwa setiap usaha untuk kebaikan selalu ada hambatannya, ia masih mengingat ketika dulu adanya rencana membentuk Kabupaten Sumbawa Barat. Masyarakat ada yang pro dan tidak sedikit yang tidak mendukung. Namun pada akhirnya, atas ikhtiar bersama maka hari ini masyarakat KSB menikmati hasilnya.

“Saya masih ingat bagaimana dulu Kabupaten Sumbawa Barat ini mau dibentuk. Ternyata ada juga masyarakat yang tidak setuju, namun setelah KSB terbentuk, semua masyarakat menikmati hasilnya, termasuk mereka yang tidak mendukung waktu itu. Jadi, ini bukan hal yang baru lagi. Pemerintah harus tegas dan memiliki banyak alternatif untuk bisa menyukseskan bandara itu hadir di Desa Kiantar”, pungkas H. Junaidi.

Selaku masyarakat biasa dan melepas statusnya sebagai bagian pemerintah hari ini, ia sangat mendukung bandara ada di Desa Kiantar.

“Saya selaku masyarakat petani ternak dan petani Ketahanan pagan memang seperti itu, ada yang kontra dan pro, ya,,,tujuan yang baik harus tetap dijalankan. Contoh saja, ketika saya membangun jalan usaha tani. Banyak masyarakat yang kontra, setelah jalan usaha tani jadi, dia dulu yang menikmati manfaatnya”, ungkapnya.

Berbicara masalah harga, dari awal tidak ada harga yang sebesar itu (427 juta). Lanjutnya, dulu waktu itu ada perusahaan yang mau berusaha di sekitaran Desa Kiantar, perusahaan itu membeli lahan warga dengan harga dibawah harga yang ditawarkan oleh investor saat ini. Masyarakatpun menjualnya. Inikan aneh.

Itu adalah pandangan dan pengalaman dari H. Junaidi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Senayan. Pandangan lain datang dari salah satu tokoh masyarakat sekaligus Kepala Desa Poto Tano, M. Nur.

Kepala Desa Poto Tano, M. Nur kepada media ini menjelaskan bahwa rencana pembangunan bandara di Desa Kiantar adalah gagasan yang luar biasa dan patut diapresiasi.

M. Nur

“Kalaupun bandara ini jadi dibuat maka banyak nilai positif yang didapatkan warga KSB, investorpun akan mudah berinvestasi di KSB. Baik itu di bidang pariwisata dan sebagainya apalagi ada gugusan Gili Balu disini”, terang M. Nur.

Seandainya lahan yang seluas di Desa Kiantar itu ada di Desa Poto Tano, maka saya adalah garda pertama yang akan megawal bandara tersebut. Lanjut M. Nur, kita tidak bisa melihat setahun dua tahun, inikan kita lihat 10 hingga 20 tahun kedepan karena investasi itu bisa berjalan selama-lamanya. Kalau masyarakat KSB ingin maju secara ekonomi maka ayo kita dukung rencana ini.

M. Nur menjelaskan bahwa investor di bidang pariwisata dari Swedia telah datang ke Gili Kalong untuk melanjutkan investasinya. “Ini tidak maen-maen investasinya, ini adalah nafas yang akan dirasakan oleh masyarakat di KSB”, bebernya.

Terkait masalah harga, M. Nur memaparkan bahwa harga yang telah dibuka oleh investor sangat bagus. “Apabila kita berbicara NJOP Sumbawa Barat dari Tano hingga sananya itu hanya Rp. 2.500.000/are. Jika dihitung perhektarnya maka harga lahan tersebut seharusnya 250.000.000/Ha. Maka dapat kita lihat bahwa pemerintah ini lebih cenderung melihat rasa keadilan, aspek-aspeknya telah dipikirkan oleh pemerintah jauh kedepan. Jadi harga Rp 427.000.000/Ha yang ditawarkan oleh investor melalui tim Appraisal adalah harga yang sangat luar biasa, itu adalah harga terendah dan tertingginya Rp. 527.000.000/Ha”.

 

M. Nur juga melihat akan adanya peluang besar bagi masyarakat di Desa Kiantar Khususnya dan Masyarakat KSB pada umumnya ketika bandara terwujud. Semua potensi akan tergali dan paling kasarnya disebutkan oleh M. Nur adalah pemuda-pemudi di Kiantar bisa bekerja walau menjadi cleaning servis.

Diakhir wawancara, M. Nur mengungkapkan jika kondisi di Kecamatan Tano umumnya dan di Desa Poto Tano khususnya aman dan tidak ada gangguan Kamtibmas sama sekali.

Tokoh ketiga yang berhasil Kami wawancarai adalah Kepala Desa Tambak Sari. Kepada media ini, Kepala Desa Tambak Sari, Suhardi atau akrab disapa Rolek mengatakan sangat mendukung langkah pemerintah menggandeng investor membangun bandara di Desa Kiantar.

Suhardi

Suhardi juga memberikan masukan kepada pemerintah dan investor untuk bisa melakukan pendekatan yang lebih intens lagi pada masyarakat Desa Kiantar. Ia menilai bahwa ketika komunikasi telah dibangun dengan baik maka insyaAllah rencana bagus tersebut akan terwujud. “Bila perlu, Investor tersebut hadir bersama pemerintah di tengah-tengah masyarakat agar tidak menimbulkan kecurigaan dan isu-isu yang tidak jelas”, tutupnya.

Terakhir, Media ini menyambangi Kepala Kecamatan Poto Tano di kediamannya. Kepada media ini, Camat Poto Tano, Agusman, S.Pt kepada media ini menjelaskan bahwa masyarakat tidak boleh terpancing oleh isu-isu yang belum diketahui kebenarannya. Camat yang dikenal ramah dan pandai bergaul ini meyakinkan kembali masyarakat bahwa pembebasan lahan di Desa Kiantar tersebut murni untuk membangun bandara bukan untuk membangun yang lain. Iapun optimis langkah yang briliant ini akan berhasil.

“Saya menghimbau pada masyarakat saya yang ada di Kecamatan Poto Tano Umumnya dan Desa Kiantar khususnya untuk selalu berdampingan dan berfikir maju kedepan, sudah banyak contoh yang kita lihat bagaimana ketika suatu wilayah memiliki bandara. Untuk masyarakat yang belum paham akan informasi bandara maka dapat langsung bertemu dengan kami selaku bagian dari pemerintahan untuk dapat gambaran yang seterang-terangnya seputaran bandara ini, intinya jangan malu untuk bertanya”, beber Daeng Agus akrab Camat disapa.

Terakhir, Daeng Agus mewakili pemerintahan Kecamatan Poto Tano memberikan apresiasi pada langkah pemerintah dan mendukung penuh bandara dibangun di Desa Kiantar. Ia meyakini sepenuhnya bandara tersebut akan memberikan multi flayer efek pada masyarakat.

Sebelum berita ini diturunkan, dapat dikabarkan bahwa Desa Tambak Sari, Desa Senayan dan Desa Poto Tano adalah desa-desa yang berada dekat dengan Desa Kiantar. Ketiga desa itu adalah tetangga dari Desa Kiantar. (cdn.wan)